FAKULTAS AGAMA ISLAM | – | UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR |
|---|---|---|
Alamat | : | Jalan Budi Utomo No. 2 Manding, Polewali, Polewali Mandar Sulawesi Barat |
Akreditasi Universitas | : | B ( Baik Sekali ) |
No SK Akreditasi | : | 32.78/RRDIGITAL.ID/041/2023 |
Status universitas | : | Swasta |
Akreditasi Fakultas | : | B ( Baik Sekali ) |
Tanggal SK Akreditasi Fakultas | : | 32.78/RRDIGITAL.ID/041/2023 |
SEJARAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL ASY’ARIAH MANDAR
Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Al Asy’ariah Mandar bukan sekadar catatan administratif tentang lahirnya sebuah lembaga pendidikan, melainkan merupakan ikhtiar ruhani yang tumbuh dari hati para ulama yang mencintai ilmu dan kemanusiaan. Di antara sosok yang menjadi sumber cahaya lahirnya fakultas ini adalah seorang ulama besar Mandar yang dikenal dengan gelar kehormatan Annangguru, KH. Sahabuddin, seorang tokoh sufi yang telah lama menanamkan nilai-nilai akhlak dan kebijaksanaan bagi masyarakat Mandar.
Dari tangan dan doa para arif inilah lahir sebuah cita-cita luhur agar generasi muda Sulawesi Barat tumbuh sebagai generasi beradab, berakhlakul karimah, dan cerdas dalam ilmu pengetahuan, sebagaimana pesan luhur budaya Mandar, “Manarang massikola tamma topa managaji”. bahwa terang ilmu dunia harus berjalan seiring dengan kedalaman pengajaran ruhani. Pendidikan tidak hanya untuk membentuk kecakapan, tetapi untuk membentuk jiwa yang halus, hati yang jernih, dan akhlak yang karimah.
Landasan Nilai dan Pemikiran
Kelahiran Fakultas Agama Islam berakar pada keinginan kuat untuk menanamkan nilai-nilai Islam berlandaskan paham Ahlussunnah wal Jama‘ah, sebuah manhaj moderat yang mengedepankan keseimbangan antara akal, syariat, dan tazkiyah al-nafs. Dari manhaj inilah fakultas berharap menjadi pusat penyebaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Islam yang menyejukkan setiap jiwa, dan Islam yang mengayomi siapa pun tanpa memandang perbedaan latar belakang agama, budaya maupun etnis.
Atas dasar itu, jurusan pertama yang dihadirkan adalah Filsafat dan Tasawuf Islam. Dua disiplin ini merefleksikan pandangan sang pendiri bahwa pendidikan sejati tidak hanya menghafal teks, tetapi memahami makna yang tidak hanya mempelajari hukum, tetapi menyelami hikmah, tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi menumbuhkan kebijaksanaan.
Filsafat memperhalus nalar, sementara tasawuf memperhalus hati. Keduanya dipilih sebagai pondasi agar fakultas ini dapat melahirkan insan-insan berilmu yang berpikir jernih, berakhlak luhur, dan mampu melihat dunia dengan pandangan yang dalam dan bijaksana.
Pendidikan Spiritual Berorientasi Keberkahan
Tujuan utama didirikannya Fakultas Agama Islam adalah menyelenggarakan pendidikan spiritual yang berorientasi pada keberkahan. Dalam perspektif Islam, keberkahan bukan semata-mata bertambahnya materi atau keberhasilan lahiriah, tetapi merupakan sentuhan Ilahi yang membuat sesuatu yang kecil menjadi cukup, yang cukup menjadi luas, dan yang luas menjadi bermanfaat bagi banyak orang.
Fakultas ini dibangun dengan keyakinan bahwa keberkahan adalah inti dari pendidikan sejati. Ilmu tanpa keberkahan hanyalah kata-kata, dan keberhasilan tanpa keberkahan hanyalah kilauan yang cepat padam. Namun ilmu yang diberkahi melahirkan keluhuran, dan keberhasilan yang diberkahi yang sejatinya akan melahirkan manfaat bagi alam semesta.
Maka setiap proses akademik, mulai dari mengajar, belajar, meneliti, hingga pengabdian diniatkan sebagai ibadah dan jalan menuju rida Allah SWT.
Landasan Tauhid dan Kesetaraan Manusia
Salah satu faktor filosofis yang melandasi berdirinya Fakultas Agama Islam adalah pemahaman tauhid yang utuh dan universal. Tauhid mengajarkan bahwa seluruh manusia dan seluruh agama adalah ciptaan Tuhan yang sama dan setara. Dari kesadaran ini tumbuh adab untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, tidak merasa paling benar, dan tidak meninggikan diri.
Ajaran ini memiliki dimensi teologis dan antropologis yang mendalam. Secara teologis, Islam mengajarkan bahwa semua manusia memiliki kedudukan setara sebagai ciptaan Allah. Secara antropologis, keragaman agama, budaya, dan etnis dilihat sebagai kehendak Tuhan agar manusia saling mengenal, bukan saling merendahkan.
Konsep ini selaras dengan prinsip karamatu al-insān, kemuliaan manusia, serta tugasnya sebagai khalifah di bumi. Menariknya, nilai-nilai ini telah diwujudkan oleh Annangguru Sahabuddin jauh sebelum konsep moderasi beragama dipopulerkan secara nasional. Harapan tertinggi dari fondasi tauhid ini adalah lahirnya generasi yang menghayati agama secara utuh, serta menghadirkan dampak positif bagi sesama dan bagi alam semesta.
Visi dan Misi Fakultas Agama Islam
Dari cita-cita dan landasan nilai tersebut, Fakultas Agama Islam merumuskan visi besar:
“Terwujudnya Fakultas Agama Islam sebagai pusat lembaga pendidikan dan dakwah yang unggul, kompetitif, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Ke-Asy’ariahan dan Kemandaran di Kawasan Indonesia Timur.”
Untuk mewujudkan visi tersebut, fakultas menegakkan beberapa misi utama:
Dengan demikian, Fakultas Agama Islam berperan tidak hanya sebagai rumah ilmu, tetapi juga sebagai rumah akhlak dan rumah pengabdian.
Penutup: Perjalanan Ruhani Sebuah Lembaga
Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Al Asy’ariah Mandar adalah perjalanan ruhani sebuah lembaga yang tumbuh dari doa, ilmu, dan ketulusan. Ia lahir dari tangan para ulama yang menempatkan akhlak di atas ambisi, dan menempatkan keberkahan di atas kecepatan.
Kini fakultas ini menjadi tempat menanam benih insan kamil manusia yang terang akalnya, lembut hatinya, teguh imannya, dan luas manfaatnya. Sebagai lembaga akademik, ia terus melangkah menghadirkan ilmu yang mencerahkan, dakwah yang menyejukkan, dan pengabdian yang menyentuh kehidupan.
Semoga Fakultas Agama Islam senantiasa menjadi cahaya bagi masyarakat Mandar, bagi Sulawesi Barat, dan bagi Indonesia Timur; serta menjadi bukti bahwa ilmu yang bersendikan tauhid dan keberkahan akan selalu tumbuh, menguat, dan memberi manfaat bagi semesta