MTs Ma’arif NU Pulo Salamaq Tanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini, Guru dan Siswa Diajak Jadi Perdamaian

KAB. POLEWALI MANDAR – Dalam upaya membentengi generasi muda dari paham radikal dan intoleransi, MTs Ma’arif NU Pulo Salamaq secara konsisten menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada seluruh civitas akademika, baik guru maupun siswa. Komitmen ini menjadikan madrasah yang terletak di pesisir tersebut sebagai garda terdepan dalam menebar Islam yang ramah dan mencintai kedamaian.

Kepala MTs Ma’arif NU Pulo Salamaq, Yusran, S.Kom., menegaskan bahwa moderasi beragama bukanlah bentuk pemikiran sekuler, melainkan inti dari ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Sebagai madrasah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), kami memiliki kewajiban untuk mengajarkan Islam yang wasathiyah (pertengahan). Moderasi beragama adalah keniscayaan, terutama di lingkungan yang plural. Kami tidak hanya menuntut siswa untuk moderat, tetapi terlebih dahulu membekali dan mendidik para gurunya,” papar Yusran.

Ia menjelaskan, pendidikan moderasi bagi guru-integral ke dalam sejumlah kegiatan. Mulai dari pelatihan khusus, workshop pengintegrasian nilai moderasi dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), hingga diskusi bulanan yang membahas isu-isu aktual dengan perspektif keagamaan yang inklusif. Hal ini dilakukan agar guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga menjadi teladan dalam mempraktikkan sikap moderat dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu guru Mts Ma’arif NU Pulo Salamaq, Muh. Ismail, menuturkan bagaimana ia menerapkan nilai-nilai ini di kelas.

“Dalam mengajar, saya selalu menekankan bahwa perbedaan pendapat (khilafiyah) adalah suatu keniscayaan dan rahmat. Kami ajarkan kepada siswa untuk menghormati perbedaan itu, bukan untuk dipertentangkan. Misalnya, dengan memahami bahwa perbedaan dalam tata cara shalat bukanlah hal yang perlu diperdebatkan, tetapi justru memperkaya khazanah keilmuan kita,” ujar Muh. Ismail.

Ia menambahkan, konsep moderasi juga diterapkan dengan mengajak siswa melihat konteks kekinian, seperti menggunakan media sosial dengan bijak, tidak menyebarkan ujaran kebencian, dan menghormati teman yang berbeda keyakinan dalam pergaulan sosial.

Sementara bagi siswa, nilai moderasi beragama diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran, melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti diskusi kitab kuning yang menekankan nilai tasamuh (toleransi), serta dalam pembiasaan sehari-hari. Siswa diajarkan untuk bersikap tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), i’tidal (adil), dan syura (musyawarah).

Penerapan nilai-nilai ini telah menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis dan penuh tenggang rasa. Para siswa terbiasa untuk berdialog secara santun, menghargai perbedaan, dan fokus pada persamaan yang mempersatukan.

“Di sini kami belajar bahwa menjadi muslim yang baik adalah dengan menjadi pribadi yang santun dan mencintai perdamaian. Guru-guru kami mengajarkan untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, tetapi introspeksi diri,” tutur salah seorang siswa.

Dengan pendekatan yang menyeluruh ini, MTs Ma’arif NU Pulo Salamaq tidak hanya mencetak siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga menjadi agen-agen moderasi yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas di Kabupaten Polewali Mandar dan beyond

Bahasa »

Kirim form pertanyaan melalui WhatsApp